metamorfosa_bintang_utara

semua yang hidup bergerak menuju 1 titik. bahkan yang matipun tidak sebenarnya mati.karena hidup selalu ada didepan dan bukan dibelakang maka merisaukan masa lalu semustahil ingin kembali dilahirkan. tapi siapa tahu ? dalam dimensi yang lain ada saat ketika nanti semuanya menuju pada titik dimana kita berawal. karena pada akhirnya ternyata kita hanya kembali ke tempat kita bermula. coz theres nothing certain but uncertainty

Name:
Location: Ambon, Maluku, Indonesia

just read my pieces of mind

Wednesday, November 08, 2006

Bagaimana Mengenal Diri Sendiri ?



bagaimana mengenal diri sendiri ?

itu mungkin hal yang paling tidak pernah kita sadari, juga seringkali kita nafikan saat orang bertanya atau saat kita berhadapan dengan kolom yang memerintahkan kita untuk menggambarkan manusia seperti apakah kita ini. banyak dari kita yang dapat dengan sangat yakin menggambarkan dirinya sendiri tapi tidak sedkit orang yang juga bingung untuk menggambarkan seperti apakah dirinya. termasuk saya

sebuah cermin memang tidak pernah dapat menilai dirinya sendiri. cermin hanyalah refleksi dari cahaya yang datang dan menimpa objek. Kita dengan demikian hanya kesadaran yang melangkahi mesin waktu dan merefleksikan apa yang ada disekitar kita. Diri kita adalah cermin dari kehidupan kita, lingkungan tempat tinggal kita, teman-teman kita, agama kita atau bahkan kesukaan-kesukaan kita terhadap musik, film dan atau buku.

jadi siapakah kita ?
apakah kita ?
dan hendak kemana kita ?

pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan tetap jadi pertanyaan bila kita tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan jawaban. bahkan walaupun kita mungkin tahu apa yang kita inginkan kesadaran terhadap keberadaan diri tidak pernah akan menjadi berarti bila kita tidak pernah punya cukup keberanian diri untuk berkata dan memutuskan seperti apakah kita dihadapan diri kita sendiri. dan inilah yang kami hadapi orang-orang katakanlahsemi introvert yang punya sindrom inferiority complex yang ga bisa dibilang besar namun mungkin cukup signifikan.

yang dapat kita lakukan ketika tidak dapat menjelaskan sesuatu memang mungkin hanya lari dan bersembunyi pada sekian alasan-alasan pembenar, justru pada saat yang sama ketika kitapun tahu bahwa kebenaran memang hanya tertulis dilangit dan kebenaran semua perkataan diluar itu mungkin sangat relatif.

siapakah kita, hingga saat ini akupun belum dapat menjawabnya. mungkin saja saya tidak cukup berani untuk memutuskan, namun lebih dari itu mungkin juga karena saya cuma xermin yang hanya merefleksikan sesuatu. atau mungkin saya tidak cukup narcis untuk memuji diri saya sendiri.

Aku hanya ilalang dihamparan hening
Berselimutkan tanah mengering

Diriku cuma sebentuk nama
Berlari tanpa makna menangisi rinai hujan

Dentingku desau angin
Kemudian hening tipis pada selaput dinding
Yang kubisa cuma menari tanpa berlari

Namaku tanpa kata
Bunyi tanpa nada
Harmoni yang tanpa suara
Cuma kehadiran yang hampa

Bila mungkin ingin kebentuk dunia
Dimana massa ruang tak berwaktu
Melarikan diri dalam bayangan
Luruh, tenggelam lalu menghilang

tapi aku Cuma ilalang….
Dan ilalang sebentar menguning
Lalu terbang menghilang

Takdirku adalah hampa
Nilaiku bukan bilangan
Cuma kekosongan yang ada

Karena aku cuma ilalang
Dan ilalang tak berkata
walau bernama namun tanpa makna

@134 - M13_b
[ selimut tipis bimbang saat keraguan datang ]

0 Comments:

Post a Comment

<< Home